Jumat, 26 Januari 2024

Kisah Prabu Janantaka.

Dikisahkan raja pradipa yakni prabu janantaka mendapatkan wabah dari Dewa Siwa berupa penyakit lepra. Tidak hanya sang raja, seluruh rakyatnya juga menderita penyakit tersebut. Penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan oleh dokter maupun Tabib, sehinga Patih Matuha mendatangi alam sorga untuk minta bantuan kepada dewa Brahma. Dewa Brahma pun memberi sebuah Lekesan untuk prabu Janantaka agar dimakan habis. Dewa Brahma pun berpesan kepada Patih Matuha agar Prabu Janantaka beserta seluruh rakyatnya tinggal di hutan yang ada sungainya. 

Setelah tinggal di hutan selama satu bulan tujuh hari, Prabu Janantaka beserta Patih Matuha dan seluruh pengikutnya berubah menjadi pohon kayu. Semenjak saat itu, kayu di fungsikan sebagai patung atau arca, bangunan suci, dan bangunan untuk perumahan. Ada beberapa jenis dan klasifikasi kayu yang bisa di jadikan bangunan, diantaranya kayu Prabu dan kayu Patih. Kayu prabu yang merupakan penjelmaan dari Prabu Janantaka berfungsi sebagai kayu bangunan tempat suci yang bernama kayu Tigang Sanak diantaranya kayu Gempinis, kayu Bayur dan kayu Bentawas.

Jika tidak ada tiga jenis kayu tersebut, bisa digantikan dengan kayu Cempaka, kayu Majegau, Cendana, kamper, dan kayu Boni sari. Sementara kayu Patih yang merupakan penjelmaan dari Patih Matuha khusus untuk bangunan rumah diantaranya kayu nangka, kayu Jati, dan kayu Sentul. Jika tidak ada kayu Prabu bisa mengunakan kayu Patih dengan syarat bangunan suci maupun bangunan rumah menggunakan jejaton dengan memakai sedikit kayu prabu, hal tersebut tertuang dalam lontar Janantaka. Janantaka berasal dari dua kalimat yakni Jana yang artinya manusia dan Antaka diartikan kematian. Jadi kayu yang tumbuh di bumi ini merupakan penjelmaan dari manusia. Dengan demikian kayu sangat penting dilindungi dan dipelihara.

Penulis: Toet Satya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar