Sebelum menjadi manusia kera, Subali adalah seorang ksatrya yang bernama Guwarsi dan memiliki saudara kembar yang bernama Guwarsa atau Sugriwa. Ia juga memiliki saudara perempuan yang bernama Dewi Anjani. Ayahnya bernama Rsi Gotama, sedangkan ibunya bernama Dewi Windradi. Bagimana kisahnya sehingga Subali dan Sugriwa berubah menjadi manusia kera? Ceritanya berawal dari rebutan pusaka yang bernama Cupu Manik Astagina yang dimiliki oleh Dewi Windradi, ibunya. Apa itu Cupu Manik Astagina? Cupu Manik Astagina adalah pusaka milik Dewi Windradi pemberian dari Bhatara Surya. Sebelum menyerahkan pusaka tersebut, Bhatara Surya berpesan pada Dewi Windradi agar pusaka itu tidak diperlihatkan ataupun diserahkan pada orang lain meskipun pada putrinya sendiri. Apabila pesan itu dilanggar, maka akan terjadi mala petaka dalam keluarganya. Keajaiban Cupu Manik Astagina adalah bisa melihat alam sorga serta seluruh kehidupan semua mahluk di jagat raya. Selain itu, Cupu Manik Astagina dapat memenuhi semua permintaan.
Tapi apa daya, rupanya Dewi Windradi melanggar pesan Bhatara Surya. Dewi Windradi saking cintanya terhadap Dewi Anjani, putrinya, maka Dewi Windradi memberikan Cupu Manik Astagina tersebut. Akhirnya Guwarsi merasa iri karena ibunya berlaku tidak adil kepada anak-anaknya. Kejadian tersebut diketahui oleh Rsi Gotama dan bertanya kepada Dewi Windradi darimana mendapatkan benda tersebut? Karena merasa ketakutan akhirnya Dewi Windradi mengatakan dengan sejujurnya bahwa ia memiliki hubungan gelap dengan Bhatara Surya hingga dianugrahi Cupu Manik Astagina. Mendengar pengakuna tersebut, akhirnya Rsi Gotama marah dan mengutuk Dewi Windradi menjadi patung batu.
Demi berlaku adil pada anak-anaknya, akhirnya Rsi Gotama melemparkan pusaka tersebut. Lalu apa yang terjadi? pusaka yang dilemparkan itu tiba-tiba berubah menjadi telaga. Ketiga anaknya mengira pusaka tersebut jatuh di telaga tersebut. Kemudian ketiga anaknya masuk ke telaga tersebut akhirnya Guwarsa dan Guwarsi berubah menjadi manusia kera. Guwarsa berubah menjadi Sugriwa dan Guwarsi berubah menjadi Subali. Sementara Dewi Anjani yang semula tangannya mulus tiba-tiba berubah tangannya menjadi berbulu. Itulah kisah tentang kenapa Subali menjadi manusia kera. Lalu bagaimana kisah tentang gugurnya Subali? Cerita itu berawal dari Dewi Tara putri dari Bhatara guru diculik oleh dua orang raksasa yang bernama Mahesasura dan Lembusura yang disembunyikan di Goa Kiskenda. Bhatara Guru kemudian meminta pertolongan Subali untuk mebunuh kedua raksasa tersebut. Jika berhasil membunuh kedua raksasa tersebut, maka Bhatara Guru akan menyerahkan Dewi Tara kepada Subali sebagai istri. Kemudian Subali bersedia memenuhi permintaan Bhatara Guru. Subali dan Sugriwa pergi ke Goa Kiskenda. Sebelumnya Subali menyelamatkan Dewi Tara dari genggaman raksasa Lembusura. Kemudian Subali menyuruh Sugriwa untuk menjaga Dewi Tara di depan goa. Sebelum Subali masuk ke goa tersebut untuk bertarung dengan Mahesasura dan Lembusura, Subali berpesan kepada Sugriwa, jika mengalir darah putih berarti Subali yang mati dan Sugriwa harus menutup pintu goa dengan batu besar. Jika mengalir darah merah berarti kedua raksasa tersebut mati di tangan Subali.
Singkat cerita kemudian Sugriwa bingung karena yang mengalir dari goa tersebut adalah darah putih dan darah merah. Sugriwa mengira kakaknya yang mati sambil menangisi kematian kakaknya, Sugriwa menutup pintu goa tersebut dengan batu besar sesuai pesan kakaknya. Lalu Sugriwa pergi bersama Dewi Tara ke kahyangan untuk menemui Bhatara Guru serta menceritakan kejadian yang dialami di depan goa Kiskenda. Setelah menceritakan pengalamannya, Bhatara Guru menganugrahkan Dewi Tara kepada Sugriwa sebagai istri. Walaupun dengan perasaan berat, Sugriwa akhirnya menerima Dewi Tara sebagai istri karena yang merasa lebih berhak adalah Subali. Tetapi tanpa disangka, rupanya Subali masih hidup. Dan Subali berangkat ke kahyangan menemui Bhatara Guru sambil melaporkan semua kejadian yang sebenarnya pada Bhatara Guru. Namun Bhatara Guru tidak bisa berbuat sesuatu karena Dewi Tara sudah terlanjur diberikan kepada Sugriwa karena Subali sudah dikira mati. Meskipun demikian, Bhatara Guru tidak akan melupakan jasa Subali maka Subali diberikan kesaktian yang bernama Aji Pancasona yang mempunyai kekuatan hebat.
Hari berganti hari, kabar tentang Subali mendapatkan anugrah Aji Pancasona didengar oleh raja Alengka yang bernama Dasamuka. Karena tertarik dengan Aji Pancasona, Dasamuka pura-pura berguru pada Subali untuk mendapatkan ilmu Pancasona. Dasamuka memiliki niat buruk untuk membunuh Subali. Karena terbuai dengan kata-kata manis Dasamuka, akhirnya Subali mau menerima Dasamuka sebagai muridnya. Setiap hari Dasamuka sering menghasut Subali dan membuat cerita palsu bahwa Dewi Tara hidup menderita karena sering disiksa Sugriwa. Mendengar hasutan Dasamuka, Subali bergegas pergi ke Kiskenda untuk menghajar Sugriwa. Maka terjadilah pertarungan yang sangat hebat antara Sugriwa dan Subali. Karena Subali memiliki tenaga yang sangat kuat, akhirnya Subali berhasil mengalahkan Sugriwa. Dengan penuh amarah, tubuh Sugriwa ditendang kemudian dijepit di sebuah pohon kamal. Tak lama kemudian, saat Rama dan Laksamana dalam perjalanan mencari Sinta, Mereka melihat ada monyet besar terhimpit di pohon kamal. Sugriwa kemudian ditolong oleh Rama dan Laksamana. Akhirnya Sugriwa menceritakan kejadian yang sebenarnya. Sesuai perintah Rama, Sugriwa lalu pergi menantang Subali. Pertarungan yang hebat terjadi lagi anatara Sugriwa dan Subali. Namun Sugriwa kalah lagi. Rama bingung karena tidak bisa membedakan mana Sugriwa dan Subali saat mereka bertarung. Rama takut nanti salah tembak.
Sri Rama kebingungan mengambil tindakan untuk membunuh Subali, karena bentuk dan rupa Sugriwa sama sekali tidak ada bedanya kalaupun namanya berbeda, apalagi namanya sama. Kemudian Sugriwa bertanya kepada SRI RAMA, mengapa paduka hanya menonton kami berperang???. Padahal Paduka berjanji untuk membunuh Subali. Mengapa???. Sri Rama pun menjawab. Bagaimana Aku bisa membunuh Subali??? Kalo rupamu sama sekali tidak ada bedanya, Aku tidak mau salah bertindak. Sugriwa kembali bertanya kepada Sri Rama, ya Paduka, mohon berikan petunjuk, agar Subali bisa terbunuh Paduka. Sri Rama menjawab, Paman Sugriwa, tolong tunjukan perbedaan Dirimu dengan Subali, dengan sesuatu tanda. Ampun Paduka Hamba laksanakan printah Paduka. Dengan tanda perbedaan Sri Rama menepati janjinya untuk membunuh Subali.
Akhirnya Rama menyuruh Sugriwa untuk mengalungkan janur kuning di lehernya untuk mudah membedakan antara Sugriwa dan Subali. Saat Sugriwa dan Subali kembali bertarung, Rama pun muncul dan melepaskan anak panahnya ke dada Subali dan Subali pun terjatuh. Saat sekarat, Subali menhina Rama sebagai ksatrya pengecut yang tidak tahu dharma. "Sebagai penegak Dharma, atas dasar apa anda ikut campur membunuhku? Dharma apa yang anda jalankan? Saya tidak punya masalah dengan anda, tidak kenal satu sama lain. Lalu kenapa anda memanahku seperti seorang pengecut? Anda tidak ksatria" Kata Subali pada Rama.
Lalu Rama menjawab "Saya hanya melaksanakan tugas di muka bumi ini. Jika anda tidak bersalah maka panah saya tidak akan menembus badan anda. Dan sebaliknya, jika anda tertembus oleh panahku, itu artinya anda bersalah. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Subali mengutuk Rama agar istrinya kelak meragukan keutuhan kesetiannya. Dan sumpah kedua adalah ia akan menjelma sebagai pemburu yang bernama Jara di jaman Mahabhrata. Dan ia akan balas dendam menembak Rama yang saat itu Rama akan menjelma menjadi Khrisna. Khrisna akan mati di tangan Jara saat Jara berburu dan mengira Khrisna adalah binatang buruan.