Sabtu, 28 Agustus 2021

Prabu Sentanu Dan Dewi Gangga.

Pada saat Prabu Santanu berburu ke tepi Sungai Gangga, ia bertemu dengan Seorang Wanita yang sangat cantik dan tubuhnya sangat indah.Karena terpikat oleh kecantikannya, Prabu Santanu merasa jatuh cinta. Dewi Gangga pun bersedia menjadi permaisurinya dengan syarat bahwa apapun yang ia lakukan terhadap anaknya, Prabu Santanu tidak boleh melarangnya. Jika Prabu Santanu melanggar janjinya, maka Dewi Gangga akan meninggalkannya. Karena perasaan cinta yang meluap-luap, maka syarat tersebut dipenuhi.

          Setelelah Prabu Sentanu Menikah dengan Dewi Gangga, Dewi Gangga pun mengandung putranya yang pertama. Namun tak lama setelah anak tersebut lahir, ibunya segera menenggelamkannya ke sungai Gangga. Begitu pula pada para puteranya yang selanjutnya, semua mengalami nasib yang sama. Sang raja mengetahui hal tersebut karena selalu membuntuti istrinya, namun ia tak kuasa mencegah karena terikat akan janji pernikahannya. Ketika Sang Dewi mengandung putranya yang kedelapan, Prabu Santanu tak tahan lagi. Lalu ia menghentikan perbuatan permaisurinya yang ia anggap sebagai perbuatan biadab dan tidak berperikemanusiaan.

          Dewi Gangga menghentikan perbuatannya lalu menjelaskan bahwa putra-putra yang ia lahirkan merupakan Reinkarnasi dari Asta basu atau delapan Wasu. Tindakannya menenggelamkan bayi-bayi tersebut adalah untuk melepaskan jiwa mereka agar mencapai Surga, kediaman para Wasu. Konon, delapan Wasu tersebut pernah mencuri Lembu sakti milik Resi Wasista. Karena ketahuan, mereka dikutuk oleh Resi Wasista supaya kekuatan Dewata mereka hilang dan menjelma sebagai manusia. Salah satu dari delapan Wasu tersebut bernama Prabata yang merupakan pemimpin daripada rencana pencurian tersebut. Karena ia merupakan pelaku utama dan ketujuh Wasu lainnya hanya ikut membantu, maka Prabata yang menjelma paling lama sebagai manusia. Kelak Prabata menjelma sebagai seorang manusia sakti yang bernama Dewa Bharata. Setelah menjelaskan hal tersebut kepada Prabu Santanu, Dewi Gangga yang masih mengandung lenyap di sungai Gangga.  
 
Menurut Wikipedia Gangga adalah nama seorang dewi dalam agama Hindu yang dipuja sebagai dewi kesuburan dan pembersih segala dosa dengan air suci yang dicurahkannya. Ia juga merupakan Dewi sungai suci sungai Gangga di India. Dewi Gangga sering dilukiskan sebagai wanita cantik yang mencurahkan air di dalam guci. Umat Hindu percaya bahwa jika mandi di sungai Gangga pada saat yang tepat akan memperoleh pengampunan dosa dan memudahkan seseorang untuk mendapat keselamatan. Banyak orang percaya bahwa hasil tersebut didapatkan dengan mandi di sungai Gangga sewaktu-waktu. Orang-orang melakukan perjalanan dari tempat yang jauh untuk mencelupkan abu dari jenazah anggota keluarga mereka ke dalam air sungai Gangga. pencelupan itu dipercaya sebagai jasa untuk mengantarkan abu tersebut menuju surga. Beberapa tempat suci bagi umat Hindu berada di sepanjang tepi sungai Gangga, meliputi Haridwra, Allahabad, dan Benar
              
                Dalam aturan seni di India, Gangga digambarkan sebagai wanita mewah dan cantik, membawa sebuah Kendi di tangan dan mencurahkan airnya. Kendi melambangkan cita-cita akan kemakmuran hidup dan kesuburan, yang memberi makan dan menopang alam semesta. Aspek kedua yang memberi perbedaan terhadap penggambaran wujud Gangga adalah hewan yang menjadi kendaraannya, yang seringkali memberi tempat pijakan bagi dirinya. Hewan itu adalah Makara, makhluk campuran yang memiliki tubuh dari buaya dan ekor dari ikan. Makara dalam Hindu diperkirakan memiliki hubungan dengan Capricornus dalam Astrologi barat. Makara juga merupakan kendaraan dewa air dalam Weda yaitu Baruna.
                 
                Menurut sastra Hindu, Dewi Gangga merupakan ibu asuh Dewa Kartikeya atau Murugan, yang sebenarnya merupakan putera Siwa dan Parwati. Ia juga merupakan ibu Dewa Bharata yang dikenal sebagai Bhisma, yang merupakan salah satu tokoh yang paling dihormati dalam Mahabharata. Kadangkala dipercaya bahwa air sungai Gangga akan mengering pada akhir Kaliyug bersama dengan sungai Saraswati. Terdapat beberapa kepercayaan Hindu yang memberikan beragam versi mengenai kelahiran Gangga. Menurut salah satu versi, air suci di Kamandalu Brahma (kendi air) menjelma sebagai seorang gadis, bernama Gangga. Menurut legenda lain (legenda Waisnawa), Brahma dengan takzim mencuci kaki Wisnu dan mengumpulkan airnya dalam Kamandalu miliknya. Menurut versi yang ketiga, Gangga merupakan puteri Himawan, raja gunung, dan istrinya, Mena; maka ia merupakan adik Dewi Parwati. Setiap versi mengatakan bahwa ia lahir di surga, di bawah asuhan Brahma.