Rabu, 22 Januari 2025

Subali Mendapatkan Aji Pancasona Dari Bhatara Guru.


Di sebuah kerajaan yang jauh, di dalam hutan Dandaka, Subali yang perkasa, menikahi Dewi Tara, seorang wanita cantik yang juga dikenal karena kebijaksanaannya. Dari pernikahan mereka lahirlah seorang anak lelaki yang diberi nama Anggada. Kehidupan mereka yang awalnya penuh kebahagiaan dan kedamaian, tiba-tiba terguncang ketika Dewi Tara diculik oleh Lembusura, seorang raksasa jahat yang menyembunyikannya di Goa Kiskenda.

Subali yang sangat mencintai istrinya segera meminta bantuan kepada Sugriwa, adiknya, untuk mencari Dewi Tara. Mereka berdua melintasi hutan lebat dan berjuang melawan berbagai rintangan untuk menemukan goa tempat Dewi Tara disembunyikan. Setelah perjuangan panjang, mereka akhirnya berhasil menemukan Dewi Tara yang terkurung di dalam goa yang gelap dan angker itu. Namun, Subali, yang ingin mengalahkan Lembusura, memutuskan untuk bertarung sendirian dengan raksasa tersebut.

Sebelum memasuki goa untuk bertarung, Subali berpesan kepada Sugriwa, "Jika nanti aku kalah dan darah putih keluar dari dalam goa, berarti aku telah mati. Tetapi jika darah merah yang keluar, itu tandanya Lembusura yang telah kalah." Dengan pesannya itu, Subali melangkah memasuki goa, meninggalkan Sugriwa yang cemas menunggu di luar.

Namun, pertempuran yang terjadi di dalam goa ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dari dalam goa, terdengar suara-suara keras, dan darah yang mengalir dari dalam goa tampak bercampur, merah dan putih. Sugriwa yang khawatir akan nasib saudaranya, bingung dan ketakutan. Ia mengira Subali telah kalah dalam pertarungan dan akhirnya meninggal. Dalam kebingungannya, Sugriwa mengambil keputusan drastis. Ia menutup goa dengan batu besar, berharap untuk menghentikan Lembusura agar tidak keluar dan menimbulkan kehancuran lebih lanjut.

Dengan Dewi Tara yang kini berada di tangannya, Sugriwa merasa berkewajiban untuk melindunginya, dan juga merawat Anggada, anak Subali dan Dewi Tara, seperti anaknya sendiri. Waktu berlalu, dan Sugriwa menganggap dirinya telah mengambil alih peran sebagai pelindung keluarga itu. Tanpa mengetahui bahwa Subali sebenarnya masih hidup, Sugriwa menikahi Dewi Tara, yang telah menjadi janda, dan merawat Anggada dengan kasih sayang.

Subali yang selamat dari pertempuran, meskipun terluka parah, tidak kembali langsung ke hutan Dandaka, tempat kerajaannya. Ia merasa perlu untuk menenangkan diri setelah peristiwa yang penuh kekeliruan itu. Subali bertapa di tempat yang sunyi, berharap mendapatkan pencerahan dan kekuatan lebih untuk menghadapi kenyataan pahit yang menimpanya.

Setelah bertahun-tahun bertapa, Subali akhirnya mendapat anugerah dari Bhatara Guru, dewa yang memberi kekuatan dan pengetahuan kepada para pahlawan. Pusaka sakti Aji Pancasona diberikan kepada Subali, sebuah senjata yang dipercaya memiliki kekuatan luar biasa. Kabar tentang pusaka ini terdengar hingga ke telinga Dasamuka, raja dari Alengka, yang penuh ambisi dan hasrat untuk menguasai dunia. Dasamuka tahu bahwa Subali adalah orang yang kuat, dan ia memutuskan untuk berguru kepada Subali agar bisa mendapatkan pusaka Aji Pancasona.

Dasamuka mulai merayu Subali dengan kata-kata manis dan janji-janji yang menggoda, bahkan sering menyebarkan fitnah dan kebohongan tentang Sugriwa. Ia mengatakan bahwa Sugriwa telah menyakiti Dewi Tara dan Anggada, yang tentu saja tidak benar. Subali yang terpengaruh oleh berita bohong itu, merasa sangat marah dan kecewa. Dengan perasaan yang penuh amarah, ia kembali menuju hutan Dandaka.

Sesampainya di hutan Dandaka, Subali menemui Sugriwa dan tanpa ampun mulai menendang-nendang tubuh Sugriwa, membuatnya lemas dan kesakitan. Sugriwa yang tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa pasrah, sementara Dewi Tara dan Anggada yang menyaksikan peristiwa itu merasa sangat cemas. Subali yang kini benar-benar merasa tersinggung dan hancur hati, pergi begitu saja dari hutan Dandaka untuk melanjutkan perjalanan, meskipun hatinya dipenuhi kekecewaan dan kebingungannya belum juga reda.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar