Rabu, 22 Januari 2025

"Wujud dan Peran Dewi Saraswati dalam Purana Hindu"

Banyak Purana dalam tradisi Hindu yang menceritakan kisah dewi Saraswati, dan salah satu yang paling terkenal adalah Brahmanda Purana. Dalam kisah ini, dewa Brahma, sang pencipta jagad raya, sedang bermeditasi tiba-tiba muncul seorang anak perempuan dari wajahnya. Brahma, yang tercengang dengan kemunculan makhluk baru ini, memberi nama Saraswati dan memerintahkannya untuk tinggal di ujung lidah setiap orang. Dewi Saraswati, menurut perintah Brahma, akan menari secara khusus di ujung lidah orang-orang pintar, dan kehadirannya juga akan terlihat di Bumi dalam bentuk sungai yang akan mengalir deras di sana.

Saraswati, dalam berbagai Purana, digambarkan hadir dalam beberapa wujud, baik yang dapat dilihat oleh manusia maupun yang tidak. Wujud pertama adalah sebagai dewi yang merupakan ekspansi dari Gayatri dan Niladewi. Dalam wujud ini, Saraswati melambangkan kebijaksanaan dan pengetahuan yang tidak terbatas. Wujud kedua adalah aksara atau huruf, karena setiap aksara sebenarnya mengandung Bija atau sumber energi. Dengan mengkombinasikan berbagai aksara, seseorang bisa memperoleh energi yang luar biasa. Ketiga, Saraswati muncul dalam wujud sungai yang disebut sebagai Sungai Saraswati. Sungai ini, menurut kisah, akan mengalir dengan deras saat jaman Satya Yuga, namun akan menghilang ke bawah tanah saat memasuki Kaliyuga akibat pengaruh kegelapan zaman. Kehadirannya yang hilang ini akan kembali muncul ketika Kalki Awatara datang di akhir jaman Kaliyuga, membawa kembali aliran Sungai Saraswati ke permukaan bumi.

Dalam Matsya Purana, Saraswati juga dikenal dengan nama Savitri dan Gayatri, namun ketiganya sejatinya merupakan manifestasi yang sama. Sedangkan dalam Brahma Waiwarta Purana, Saraswati digambarkan dengan simbol dan atribut yang kaya makna. Ia digambarkan memiliki tubuh dan busana putih berkilauan, simbol dari Tri Guna—Satwam, Rajas, dan Tamas. Guna Satwam, yang menjadi aspek Saraswati yang paling mulia, melambangkan pengetahuan murni yang paling tinggi dan paling mulia. Selain itu, Saraswati juga digambarkan memiliki Catur Bhuja, yaitu empat tangan yang memegang berbagai atribut penting: vina (alat musik), pustaka (lontar), aksamala (tasbih), dan kumbhaja (bunga teratai), yang masing-masing melambangkan aspek pengetahuan, kebijaksanaan, meditasi, dan pencerahan.

Dalam Hindu Times, dijelaskan bahwa Saraswati hadir dalam berbagai wujud yang lebih dekat dengan kehidupan manusia. Pertama, ia hadir dalam bentuk arca atau Murti, sebuah representasi fisik yang bisa dilihat dan dipuja oleh umat. Kedua, Saraswati hadir dalam wujud kata-kata, dan karenanya dikenal dengan nama Wagiswari, atau penguasa kata-kata. Weda, sebagai kitab suci Hindu, tidak boleh diartikan sembarangan. Weda harus dipelajari dengan bimbingan guru yang benar, untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul akibat motif-motif pribadi yang tidak murni. Dewi Saraswati diyakini menyelubungi makna-makna Weda agar hanya orang-orang yang tulus mencari keinsafan diri yang dapat memahaminya, sementara mereka yang memiliki kepentingan lain akan dibiarkan tetap dalam kebingungannya. Ketiga, Saraswati hadir dalam wujud Sungai Saraswati, yang terletak dekat dengan Punjab. Sungai ini sangat suci dan menjadi tempat para pertapa untuk menuntut ilmu Weda. Rsi Vyasa, yang menulis Weda, juga melakukan penulisan di tepi sungai yang suci ini. Namun, pada awal Kaliyuga, Sungai Saraswati menghilang dari permukaan bumi dan akan muncul kembali saat Satya Yuga datang.

Kehadiran Saraswati dalam berbagai bentuk dan wujud ini mencerminkan betapa pentingnya peran beliau dalam kehidupan spiritual dan intelektual umat Hindu. Melalui aksara, kata-kata, dan sungai yang suci, Saraswati tidak hanya menjadi simbol pengetahuan, tetapi juga penjaga kebenaran dan pencerahan. Perjalanan waktu dan perubahan zaman tidak mengurangi peranannya, karena dalam setiap aspek kehidupan manusia, Saraswati selalu hadir untuk membimbing mereka menuju kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar