Di sebuah hutan lebat, hiduplah seorang pemburu bernama Lubdaka. Dia dikenal karena ketangkasannya dan keberaniannya dalam berburu. Suatu hari, saat mengejar seekor rusa, Lubdaka tersesat di tengah hutan yang gelap dan menyeramkan. Untuk menghindari bahaya dari binatang buas, ia segera memanjat sebuah pohon tinggi.
Saat di atas, Lubdaka merasa kantuk menyerang. Untuk mengusir rasa kantuk, ia teringat akan daun bilwa yang biasa ia petik saat berburu. Dengan cepat, ia mulai memetik daun bilwa dan mengunyahnya. Rasa pahitnya membuatnya terjaga.
Tanpa disengaja, saat ia memandang ke bawah, Lubdaka melihat sebuah lingga yang terbuat dari batu, bersinar lembut di bawah sinar bulan. Ia ingat bahwa lingga tersebut merupakan simbol Dewa Siwa. Dalam tradisi, menaburkan daun bilwa di atas lingga Dewa Siwa adalah sebuah bentuk penghormatan.
Malam itu adalah malam Siwaratri, malam suci bagi para pengikut Dewa Siwa. Tergerak oleh rasa hormat, Lubdaka memetik beberapa daun bilwa dan menaburkannya di atas lingga. Tanpa ia sadari, tindakan sederhana itu telah membawa berkah.
Ketika Lubdaka meninggal dunia, para dewa penegak hukum berkumpul untuk menentukan nasibnya. Ada yang ingin menjebloskannya ke neraka karena profesinya sebagai pemburu, sedangkan yang lain berargumen untuk memasukkannya ke sorga. Mereka berdebat keras, terbagi dalam pendapat.
Akhirnya, salah satu dewa mengingat perbuatannya di malam Siwaratri. "Meski ia seorang pemburu, Lubdaka telah menunjukkan rasa hormat kepada Dewa Siwa dengan menaburkan daun bilwa. Tindakan itu tidak boleh diabaikan."
Dengan pertimbangan tersebut, Lubdaka akhirnya diperbolehkan masuk ke sorga. Di sana, ia menemukan kedamaian dan belajar tentang kehidupan yang lebih baik. Lubdaka menyadari bahwa meskipun masa lalunya dipenuhi dengan perburuan, tindakan kecil yang penuh penghormatan bisa mengubah takdir seseorang.
Sejak itu, kisah Lubdaka menjadi legenda di kalangan masyarakat, sebagai pengingat bahwa setiap tindakan baik, sekecil apapun, bisa membawa perubahan yang signifikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar