Di sebuah kerajaan yang makmur, hiduplah seorang pemuda bernama Semara, yang dikenal sebagai Dewa Cinta. Ia memiliki daya tarik yang luar biasa, dan setiap makhluk hidup terpesona oleh kehadirannya. Namun, hatinya hanya terpaut pada Ratih, dewi bulan yang anggun dan cantik. Ratih adalah simbol kecantikan dan kasih sayang, dan banyak dewa yang mengaguminya, termasuk Dewa Indra.
Dewa Indra, yang cemburu akan cinta Semara kepada Ratih, berusaha memisahkan mereka. Ia mengutus berbagai rintangan dan cobaan untuk menguji kekuatan cinta mereka. Namun, Semara dan Ratih tetap teguh, saling mendukung dan memperkuat satu sama lain meski dalam situasi sulit.
Suatu ketika, Indra mengubah Ratih menjadi bulan purnama yang tidak dapat dijangkau oleh Semara. Dalam kesedihannya, Semara berdoa kepada dewa-dewa, meminta agar cinta mereka tidak terpisahkan. Melihat ketulusan dan keteguhan hati Semara, para dewa pun tergerak. Mereka memberikan sebuah panah ajaib kepada Semara, yang bisa menembus segala rintangan.
Dengan panah itu, Semara berhasil mencapai Ratih, dan cinta mereka bersatu kembali. Melihat cinta yang tulus ini, Dewa Indra pun akhirnya merelakan dan mengakui kekuatan cinta yang tidak dapat dihalangi oleh siapapun.
Semara dan Ratih kemudian diabadikan sebagai simbol cinta abadi dalam mitologi, di mana mereka menjadi pelindung setiap pasangan yang saling mencintai. Dalam setiap bulan purnama, Semara dan Ratih kembali berkumpul, menerangi malam dengan cahaya kasih sayang yang abadi, mengingatkan semua makhluk akan kekuatan cinta sejati.
Legenda mereka mengajarkan bahwa cinta yang tulus akan selalu menemukan jalannya, meskipun dihadang berbagai tantangan. Cinta abadi Semara dan Ratih akan selalu dikenang, menggugah hati setiap orang untuk percaya pada kekuatan cinta yang tak terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar