Di jantung kerajaan Pajajaran, bertahta Prabu Siliwangi, raja yang adil dan bijaksana. Namun, bayang-bayang resah menyelimuti kerajaannya. Para nelayan satu per satu lenyap ditelan ombak selatan, meninggalkan duka dan tanya.
"Nyi Roro Kidul," bisik angin, membawa nama sang penguasa Laut Selatan. Rakyat gemetar, menganggapnya murka. Namun, Prabu Siliwangi tak gentar. Ia bukan hanya raja, tapi juga seorang pencari kebenaran.
"Kita tidak bisa hidup dalam ketakutan," titahnya pada Ki Ajar Sutra, penasihatnya yang setia. "Aku akan menemui Nyi Roro Kidul, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Maka, berangkatlah Prabu Siliwangi ke pantai selatan, diiringi prajurit yang gagah berani. Ombak berdebur ganas, langit kelabu menggantung. Di tengah amukan alam, sang prabu berdiri tegak, menyerukan nama sang ratu.
"Wahai Nyi Roro Kidul, dengarlah suaraku! Aku datang bukan sebagai musuh, tapi sebagai raja yang ingin melindungi rakyatnya."
Seketika, badai mereda. Dari balik gelombang, muncul sosok wanita yang memesona. Gaunnya hijau berkilauan, rambutnya terurai bagai alga yang menari. Itulah Nyi Roro Kidul, sang penguasa Laut Selatan.
"Prabu Siliwangi," sapanya dengan suara yang merdu namun menusuk. "Kau berani datang ke wilayahku. Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin tahu, mengapa rakyatku menjadi korban di lautmu?" tanya Prabu Siliwangi dengan tenang.
Nyi Roro Kidul tersenyum sinis. "Mereka serakah. Mereka mengambil hasil laut tanpa peduli pada keseimbangan alam. Mereka lupa bahwa laut ini hidup, dan aku adalah penjaganya."
Prabu Siliwangi terdiam. Ia tahu ada kebenaran dalam kata-kata sang ratu. "Aku berjanji akan menasihati rakyatku. Kami akan belajar menghormati laut, mengambil hanya seperlunya."
Nyi Roro Kidul menatapnya lekat-lekat. Ada ketulusan dalam mata sang prabu. "Baiklah," ujarnya akhirnya. "Aku akan memberi kalian kesempatan. Tapi ingat, laut tidak akan memaafkan keserakahan."
Sejak saat itu, Pajajaran menjalin hubungan dengan Laut Selatan. Mereka memberikan persembahan hasil bumi, mengadakan upacara untuk menghormati Nyi Roro Kidul. Dan yang terpenting, mereka belajar hidup selaras dengan alam.
Bisikan ombak selatan tak lagi membawa ketakutan, tapi pesan tentang keseimbangan dan harmoni. Prabu Siliwangi dan Nyi Roro Kidul, dua penguasa dari dunia yang berbeda, telah menemukan titik temu, demi kebaikan bersama.